Giovinazzi Raih Kemenangan Ketiga GP2 di Sirkuit Spa

Rosberg Menempel Hamilton

Diwarnai berbagai insiden, Nico Rosberg tampil sebagai pemenang pada balapan Formula 1 di Sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia, Minggu (28/8). Kemenangan ini memangkas ketertinggalan poinnya menjadi sembilan angka dari rekan setimnya di Mercedes, Lewis Hamilton. 

insiden Formula 1 di Sirkuit Spa-Francorchamps
Sementara itu, dari ajang balap GP2, pebalap tim Prema Racing yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia, Antonio Giovinazzi, memenangi balapan sprint. Seperti dilaporkan war-tawan Kompas, Adi Prinantyo, dari Sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia, Giovinazzi membalap de-ngan brilian untuk meraih kemenangan ketiganya musim ini.

Balapan Formula 1 di Sirkuit Spa kali ini lebih banyak menyuguhkan drama dibandingkan dengan GP2 yang biasanya lebih banyak insiden. Bahkan, penonton langsung disuguhkan tontonan menegangkan sejak tikungan pertama Dua pebalap Ferrari, Kimi Raikkonen dan Sebastian Vettel, yang start dari posisi ketiga dan keempat ber-senggolan. Akibatnya, keduanya harus masuk pit stop.

Insiden berikutnya, ban belakang pebalap Toro Rosso, Carlos Sainz, meletus. Pebalap asal Spanyol ini kehilangan kontrol dan membahayakan pebalap lain yang berada di sekitarnya. Sainz masih memaksakan mobilnya sebelum terhenti di salah satu sisi sirkuit. Berikutnya giliran pebalap Manor Racing, Pascal Wehrlein, yang menabrak bagian belakang mobil pebalap McLaren Honda, Jenson Button. Akibat insiden ini, kedua pebalap tak bisa melanjutkan lomba.

Yang paling mengerikan, insiden yang dialami pebalap Renault, Kevin Magnussen. Setelali melewati tikungan legendaris Eau Rouge dengan kecepatan lebih dari 300 kilometer per jam, Magnussen kehilangan kendali. Mobilnya meluncur kencang menabrak pembatas sirkuit. Akibat insiden ini, pengawas balapan langsung mengibarkan bendera merah. Balapan dihentikan sementara Meski tidak mengalami luka serius, Magnussen tetap di-bawa ke rumah sakit.

Sekitar 10 menit kemudian, balapan dilanjutkan. Jalannya lomba berlangsung dengan normal. Namun, yang menarik, pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, yang start dari barisan belakang karena hukuman mampu menyodok ke barisan depan. Di akhir lomba, dia finis ketiga di belakang Rosberg dan Daniel Ricciardo (Red Bull).

Hasil ini tetap menguntung-kan Rosberg. Dia memangkas ketertinggalan angka dari Hamilton menjadi hanya sembilan poin dari sebelumnya 19 poin. Hamilton di puncak klasemen dengan 232 poin.

Aksi Giovinazzi


Di ajang GP2, Giovinazzi memperlihatkan aksi brilian. Start dari posisi ketiga, dia bisa melewati dua pebalap di depannya untuk finis pertama. Penam-pilan ini membayar lunas buruknya start pada feature race Sabtu. Giovinazzi mengungkap-kan, keberhasilannya menjuarai sprint race hari Minggu salah satunya ditentukan oleh start yang mulus.

’’Kemarin (Sabtu) saya sangat kecewa karena start terdepan, tetapi finis di urutan keenam. Jadi, hari ini (Minggu) saya fokus untuk melakukan start sempuma dan kemudian melaju cepat,” ka-ta Giovinazzi yang memenangi balapan feature dan sprint pada balapan di Baku, Azerbaijan.

Posisi kedua dan ketiga di-tempati pebalap tim Rapax, Gustav Malja dan Luca Ghiotto (Trident). Sementara pebalap tim Pertamina Campos Racing yang juga didukung tim Jagonya Ayam KFC Indonesia, Muhammad Sean Gelael, finis di posisi ke-18. Rekan setim Sean, Mitch Evans, menyentuh finis ke-13.

’’Mobil kami masih kurang kompetitif.' Ada masalah pada ban sehingga kami tidak bisa maksimaL Apa pun yang kami ganti, masalahnya tetap ada. Se-jauh ini belum ada solusi yang tepat. Insya Allah di Monza kami bisa mendapat mukjizat dan bisa mendapatkan mobil yang kompetitif,” ujar Sean. (OTW)

SISI LAIN FI 3.000 Euro demi Tanda Tangan Pebalap

Alex Striege
Jarang ada yang seperti Alex Striege (26). Pemuda asal Jerman itu rela berkeliling ke beberapa lokasi balapan Formula 1 untuk berburu tanda tangan pebalap. Tidak hanya pebalap FI, tetapi juga pebalap di level di bawahnya, seperti GP2, GP3, Formula Renault, dan Formula BMW.

Tak heran, di tengah kesibukan pebalap dan tim mereka menyiapkan latihan bebas dan kualifikasi pada Jumat (26/3) siang, di Sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia, Striege juga ter-lihat sibuk ke sana kemari. Berkemeja lengan pendek ko-tak-kotak wama biru dan bercelana pendek, siang itu Striege menemukan ’’mangsa”. Dia tak lain pebalap GP3 asal Kolombia, yang kebetulan pebalap putri, Tatiana Calderon.

Dengan sedildt basa-basi sembari memperkenalkan diri, Striege mencegat Calderon di luar paddock timnya, Arden International, serta mendapatkan tanda tangannya. Di antara ratusan koleksi tanda tangan pebalap miliknya, ada juga tanda tangan Sean Gelael, pebalap Indonesia di tim Pertamina Campos Racing, didukung tim Jagonya Ayam, yang tampil di GP2.

"Mulai tahun 2003 saya memulai hobi mengoleksi tanda tangan pebalap. Karena saya senang mengamati pebalap, ter-

masuk melihat dia berkembang. Misalnya, ada pebalap yang memulai kariemya dari berlomba di gokar atau Formula BMW, kemudian berlanjut ke GP3 atau GP2, lalu ada yang ke FI,” ujar Striege.

Demi hobi itu, Striege rela merogoh koceknya hingga 3.000 euro, sekitar Rp 45 juta per tahun untuk mengunjungi sirkuit demi sirkuit, melengkapi kolek-sinya. Saat berburu tanda tangan, ia selalu membawa hasil bu-ruannya yang disimpan rapi di album, yang selalu dia tunjuk-Alex Striege    kan    kepada    pebalap    yang    ingin dia mintai tanda tangan.

Menurut Striege, sangat mengesankan jika dia bisa me-nyaksikan pebalap-pebalap itu melesat dalam karier balapnya ’’Mungkin mereka mulai tampil di balap mobil sejak berusia sangat muda, sebagai pendatang baru atau rookie. Dan, sering teijadi, lima tahun kemudian mereka jadi juara,” kata Striege, yang tinggal di Olpe, sebuah kota di Jerman, di antara Frankfurt dan Koeln, dekat sirkuit Nuerburgring.

Bertemu Vettel yang hangat

Dia lalu mengisahkan beberapa kali pertemuannya dengan Sebastian Vettel, salah satu pebalap Jerman yang berada di jajaran elite Formula 1. Vettel memulai kariernya di kancah Formula BMW pada 2003, bertepatan dengan Striege mengawali hobi koleksi tanda tangan pebalap. Striege beberapa kali mendapatkan tanda tangan Vettel saat masih di Formula BMW.

’’Saya lalu menyaksikan dia berkembang cukup pesat, ketika kemudian tampil di Formula Renault, lalu jadi juara Formula 1. Saya makin senang karena Vettel termasuk pebalap yang ramah dan senang bertemu fans, termasuk seperti saya yang minta tanda tangannya Dia selalu punya waktu untuk fans. Berfoto dengan anak-anak pun ia lakukan dengan senang hati,” ujamya.

Jika Vettel adalah pebalap paling ramah menurut Striege, lalu siapa pebalap idolanya? "Susah menjawab pertanyaan itu. Namun, salah satu pebalap idola saya adalah Hans-Joachim Stuck, pebalap FI asal Jerman pada era 1970-an. Menurut saya dia, pebalap yang istimewa,” ujar Striege yang sekarang mengidolakan pebalap muda brilian asal Belanda, Mark Verstappen.

Rio dan Kepercayaan yang Tercoreng

Pada balapan Formula 1 Grand Prix Belgia di Sirkuit Spa Francorchamps, Minggu (28/8), publik Indonesia tidak lagi melihat pebalap Rio Haryanto berlomba mengendarai jet darat. Tergusurnya Rio dari arena FI karena pebalap Indonesia itu dan tim manajemennya tidak bisa melunasi sisa pembayaran 7 juta euro (sekitar Rp 105 miliar), sebagaimana yang sudah disepakati dalam kontrak dengan tim Manor Racing.

Terhentinya karier Rio Haryanto sebagai pebalap FI di tengah musim hendaknya tidak dipandang sebagai masalah enteng. Rio dan tim manaje-mennya serta manajemen Manor Racing memercayai janji pe-merintah sebagaimana pemah disampaikan oleh Menteri Pe-rmida dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bahwa Rio tidak akan dibiarkan beijalan sendirian. Pemerintah akan mencarikan kekurangan dana untuk pebalap FI pertama Indonesia itu.
’’Bagaimana kami tidak percaya. Tidak hanya menteri Anda saja yang menyampaikannya, tetapi juga Wakil Presiden Anda,” ungkap Abdulla Boulsien, Direktur Pengelola Manor Racing, ketika berbincang dengan Kompas beberapa waktu lalu.

Karena itu, sangat menyedih-kan ketika pada balapan ter-akhir Rio di Sirkuit Hocken-heimring, Jerman, 31 Juli lalu, komentator balapan di balapan FI itu dengan lantang di penge-ras suara beberapa kali menyebutkan, ”Rio Haryanto... pebalap Indonesia yang kemungkinan menjadi balapan terakhimya karena tidak didukung oleh pemerintahnya...”

Jadi, yang terluka sesungguh-nya tidak hanya Rio dan keluar-ganya, tetapi juga kepercayaan dunia internasional terhadap Pemerintah Indonesia.

Demi Merah Putih

Sebagai pebalap, Rio Haryanto jelas selalu membawa bendera Merah Putih dan nama Indonesia ke mana pun dia pergi.
 Modifikasi Mobil dan Modifikasi Motor
Otomotif

Postingan Populer