Manajemen Suku Cadang Motor dan Mobil

Manajemen Suku Cadang

Pemetaan Suku Cadang Sepeda Motor Honda ataupun mobil yang dimonitor dengan alat bantu komputer akan lebih mudah dalam mengetahui stok yang tersedia. Dengan demikian kelangsungan usaha bengkel akan tetap berjalan. 

a. Bengkel dan Suku Cadang
Suku cadang merupakan dukungan yang sangat penting pada sebuah bengkel. Sebuah bengkel yang mempunyai banyak stock suku cadang yang lengkap akan lebih disenangi oleh pelanggan. Disamping kualitas dan harga yang ditawarkan juga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon konsumen. Asumsinya, kepercayaan pelanggan akan meningkat kepada bengkel Anda ketika kualitas stock spare part terjamin dengan harga yang bersaing, bahkan cenderung lebih murah dibandingkan dengan bengkel pesaing. Suku Cadang yang lengkap,  berkualitas, dan murah akan menumbuhkan citra baik pasar terhadap bengkel Anda. Sedangkan, keuntungan yang didapat oleh pelanggan adalah pelayanan praktis. Maksudnya, pelanggan tidak perlu repot-repot lagi mencari suku cadang di tempat lain karena hanya akan membuang tenaga dan waktu.

b. Perbedaan Bengkel dari Segi 

Manajemen Suku Cadang (Dahulu, Sekarang, Dan Akan Datang).

Sebelum tahun 2000 (dahulu)

# Varian sepeda motor terbatas memungkinkan merek suku cadang dan  kelas kualitas yang beredar di pasaran juga terbatas.
# Bengkel menyediakan suku cadang  yang variatif, baik dari segi kualitas, merek dan harga.
# Biasanya, pembukuan stok, permintan dan pembelanjaan spare part masih dicatat secara manual.

Sesudah (Tahun 2000-2006)

# Varian sepeda motor mulai beragam sehingga merek suku cadang dan kualitas spare part juga beragam.
# Bengkel terbagi dalam beberapa kelas karena tidak mungkin menyediakan stok suku cadang sevariatif era terdahulu.  Akibatnya, pemilik bengkel dengan modal pas-pasan akan melakukan stok spare part yang nilainya terjangkau dengan permintaan pasar  yang tinggi (10 item terlaris).
# Beberapa bengkel mulai menggunakan komputer sebagai alat bantu pembukuan stok, permintaan, dan pembelanjaan spare part.
# Perkiraan manajemen Suku Cadang bengkel pada tahun mendatang- Diperkirakan, jumlah varian sepeda motor semakin berkembang pesat. Akibatnya, merek suku cadang dan kualitas spare part di pasaran semakin banyak.
# Segmentasi bengkel lebih tajam. Mau tidak mau, pemilik harus lebih cermat melakukan kalkulasi stok, permintaan dan pembelanjaan spare part.

Alat Bantu Monitor Stok


  1. Kartu stok manual memudahkan pengaturan stok secara manual. Agar lebih mudah, pencatatan dan pengelompokan stok spare part dibagi tiga, yaitu berdasarkan tipe sepeda motor, fungsi spare part (engine, electric, frame, dan general), dan kualitas.
  2. Penggunaan perangkat komputer jauh lebih menguntungkan karena lebih cepat, akurat, dan mudah mengelompokkan spare part berdasarkan jumlah stok, tipe, fungsi, kualitas, harga, dan tempat penyimpanan. Otomatis, Anda bisa memberikan pelayanan atau informasi secara cepat dan akurat kepada konsumen. Ingat, pelayanan cepat adalah faktor penting untuk menanamkan kepercayaan kepada pelanggan.

Peranan Teknologi Komputer 
# Informasi perubahan harga cepat (melalui internet).
# Monitoring Stok.
# Stok lebih akurat untuk penjualan untuk mengurangi lost opportunity.
# Stok lebih akurat untuk pembelian untuk memperkecil risiko over stock.
# Mudah merekap hasil penjualan dan pembelian barang (lebih fleksibel).
Sistem Alur Suku Cadang 

Tradisional (Manual)

Manajemen Suku Cadang Tradisional atau manual terkesan tidak praktis dan kurang akurat
Manajemen Suku Cadang Tradisional atau manual terkesan tidak praktis dan kurang akurat

Sistem Alur Suku Cadang Modern (Komputer)


Manajemen suku cadang modern yang memanfaatkan komputer membuat alur suku cadang lebih ringkas, praktis, dan akurat.
Manajemen suku cadang modern yang memanfaatkan komputer membuat alur suku cadang lebih ringkas, praktis, dan akurat.

Pemetaan Suku Cadang Sepeda Motor


Di pasaran, komponen sepeda motor terbagi dalam berbagai jenis, yaitu suku cadang asli (genuine part) atau OEM (original equipment manufacturer) atau OES (Oeriginal Equipment Spare Part) dan non-genuine part. Spare part, genuine itu adalah komponen yang terpasang pada sepada motor baru yang dibuat oleh pabrikan komponen pemasok onderdil yang berlabel serupa dengan sepeda motornya. Jadi, walaupun spare part berlabel Honda (Thailand) tidak bisa dikatakan genuine di Indonesia. Contoh spare part genuine : Honda Genuine Part (HGP), Suzuki dengan Suzuki Genuine Part (SGP), Yamaha dengan Yamaha Genuine Part (YGP), dan Kawasaki dengan Kawasaki Genuine Part (KGP). Komponen tersebut dijual bebas di pasarn, seperti di bengkel resmi, toko-toko spare part, dan bengkel umum.

Non-genuine part adalah komponen dengan kualitas dan harga sedikit di bawah suku cadang asli. Pada kategori non-genuine masih dibagi lagi menjadi dua kriteria menurut kualitasnya, yaitu KW1 (kualitas pertama) dan KW2 (kualitas kedua). Pada kategori non-genuine juga dikenal dengan tingkatan atau grade, mulai A (tertinggi), B, C, dan D. Grade yang tertera pada komponen berhubungan dengan harga jangka waktu pemakaian. Sebut saja, Honda Value Line milik Honda atau Y-Teg (Yamaha Teknology, Economical dan Quality Part) milik Yamaha. Kedua komponen tersebut memiliki harga yang lebih terjangkau kira-kira 30% lebih murah dari harga HGP dan YGB. 

Perbedaannya, tentu saja pada usia pemakaiannya (life time). Apabila dibandingkan, misalnya kampas rem produksi HGP bisa bertahan sampai 10 bulan, sedangkan produksi Value Line dapat bertahan sekitar 7 bulan. Walaupun demikian, agar tidak merugikan komsumen, setiap pabrikan spare part harus mengikuti ketentuan standar yang telah ditentukan, misalnya saja standar pabrikan mengenai ketahan usia pakai kampas rem adalah 6-10 bulan.

Spare part di luar versi Assosiasi Tunggal Pemegang Merek (ATPM) tersedia dalam beragam merek dan dikategorikan non-genuine. Misalnya saja, PT. Astra Komponen Indonesia (ASKI) sebagai pemegang empat merek, yaitu Aspira, Federal, Rasio, dan Flexa. Spare part Aspira diperuntukkan untuk sepeda motor Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki dengan kualitas sekelas genuine. Grade kedua ASKI atau di bawah Aspira, yaitu Federal (khusus Honda) dan Rasio (untuk Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki). Grade ketiga miliki ASKI adalah Flexa (untuk Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki). 

ASKI menetapkan banderol harga aspira di bawah harga HGP, sekitar 10-20%. Federal Rasio memiliki selisih harga sekitar 20-30% dari HGP. Flexa memiliki harga jauh lebih ekonomis dibandingkan HGP. Masih dikategori non-genuine, yaitu Indo Parts Produk dari Indomobil. Secara kualitas, Indomobil mengklaim beberapa produknya setara dengan genuine dan sebagian partnya dikategorikan grade A dari kelas non-genuine. 

Mengenai harga, Indo Parts memberi harga lebih murah dibandingkan  genuine sekitar 20-50%. Kategori non-genuine yang terakhir adalah merek pabrikan lokal, seperti Denso (busi), NPR (ring piston), FSCM (rantai) dan pabrikan lainnya. Produk-produk ini jelas lebih murah dibandingkan suku cadang asli. Selain produk genuine dan non-genuine, di pasaran juga di temukan komponen impor yang berasal dari Taiwan, Cina, Thailand, Jepang, dan Korea. Untuk komponen impor yang berasal dari Jepang memiliki kualitas setara bahkan lebih berkualitas dengan genuine, tetapi harganya relatif lebih murah. 

Diluar produk yang telah jelaskan, bisa dikategorikan imitasi. Produk ini ada yang di produksi di Indonesia (Lokal) dan diimpor dari luar. Sebenarnya, kualitas hampir sama dengan non-genuine, hanya saja masih kalah brand image sehingga produk tersebut cenderung kurang dipercaya oleh konsumen.


Harga jual dan kualitas suku cadang ditentukan atau dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Dimensi dan kerumitan. Semakin kecil dimensi dan kerumitan spare part menyebabkan biaya produksi semakin mahal. Otomatis, harga jualnya pun menjadi mahal.
  2. Material suku cadang mempengaruhi harga jualnya dipasaran.
  3. Proses produksi suku cadang yang terdiri dari beberapa langkah. Semakin panjang urutan proses produksi menyebabkan harga jualnya pun semakin mahal.
  4. Proses seleksi Kualitas (quality control flow). Setiap proses produksi melalui tahapan pengawasan kualitas untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal dan bermutu tinggi. Semakin rumit proses penyeleksian produk menyebabkan harga jual di pasaran semakin mahal.

Postingan Populer