KOMBINASI DESAIN KOIL STANDAR DAN KOIL RACING PADA KENDARAAN MOTOR 4 TAK

KOMBINASI DESAIN KOIL STANDAR DAN KOIL RACING PADA KENDARAAN MOTOR 4 TAK


Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui saat ini sudah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor khususnya roda dua. Pada kendaraan bermotor terdapat sistem pengereman, sistem pendinginan, sistem kelistrikan, sistem pengapian, sistem pembuangan gas, sistem pemindah daya, sistem kemudi, sistem suspensi, sistem starter, sistem pelumasan, dan sistem pengisian. Di dalam sistem pengapian atau sistem pembakaran sangat berpengaruh terhadap peformansi kerja mesin pada kendaraan. Macam-macam sistem pengapian antara lain : sistem pengapian konvensional sistem pengapian elektronik ( transistor ), sistem pengapian DLI dan sistem pengapian CDI.
Pada sistem pengapian sepeda motor terdapat komponen-komponen penting penyusun yaitu baterai, spul AC, kunci kontak, ignition coil, CDI unit, pulse igniter, kabel busi dan busi. Ignition coil atau koil pengapian berfungsi untuk menaikan tegangan dari 12 V menjadi 10.000 Volt bahkan lebih. Tegangan tinggi ini digunakan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi didalam ruang bakar.

Koil pengapian terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan primer dan sekunder akan menaikkan tegangan dari baterai melalui induksi electromagnet/induksi magnet listrik. Dari segi konstruksi, ignition coil terdiri dari inti besi yang dikelilingi oleh kumparan yang terbuat dari baja silikon yang tipis yang digulungkan ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat tembaga tipis dengan diameter 0.05 mm s/d 0.1 mm, yang digulung 15.000 s/d 30.000 kali lilitan pada inti besi. Sedangkan kumparan primer terbuat dari kawat tembaga dengan diameter 0.5 mm s/d 1.00 mm, dan digulung sebanyak 150 kali s/d 300 kali lilitan mengelilingi kumparan sekunder. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan, maka antara lapisan satu dengan lapisan yang lain disekat dengan kertas yang mempnyai tahanan sekat yang tinggi. Ruangan yang kosong dalam tabung kumparan diisi dengan minyak atau campuran penyekat untuk menambah daya tahan terhadap panas. Salah satu ujung dari kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif primer dan ujung yang lain dihubungkan dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara yang sama, dimana salah satu ujungnya dihubungkan dengan kumparan primer pada terminal positif sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan terminal negatif tinggi melalui sebuah pegas.

Tujuan Penelitian 
Untuk memperdalam informasi tentang adanya perbedaan jenis koil akankah berpengaruh terhadap performansi kerja mesin serta untuk mengetahui jenis koil manakah yang paling baik penggunaanya baik dari segi keefisiensian penggunaan bahan bakar dan daya yang dihasilkan.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah caranya kombinasi desain koil racing dengan koil standard dapat berfungsi dengan baik ?

Batasan Masalah 

Pada laporan ini, akan dibahas mengenai membandingkan penggunaan antara koil racing dan koil standard pada sepeda motor. Hal ini dapat bertujuan untuk mempersempit analisis laporan sehingga tujuan penulisan dapat tersampaikan kepada pembaca.

Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui jenis koil yang lebih efisien penggunaannya.
2. Dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas koil.

Literatur Review

Pada jurnal pertama, penelitian dilakukan oleh Julyanto di Yogyakarta, ia melakukan penelitan dengan cara mengkaji eksperimental yang mempengaruhi variasi koil tipe standar racing pada karakteristik percikan bunga api dan performa kinerja motor Honda Blade 110 CC dengan bahan bakar pertamax 95 dan pertalite. Dalam jurnal tersebut meneliti seputar pengujian bunga api, pengujian daya dan torsi dan konsumsi bahan bakar.

Pada jurnal kedua, penelitian dilakukan oleh Hermanto (2015) di Kediri, ia melakukan penelitian dengan cara menganalisa penggunaan koil racing pada daya motor Honda Supra X 100 CC. Dalam jurnal ini didapatkan hasil tentang pengukuran tahanan kumparan primer dan sekunder koil, pengukuran tegangan output koil dan penelitian daya.
Pada jurnal ketiga, penelitian dilakukan oleh Anfarozi (2013) di Jember, ia melakukan penelitian dengan membandingkan 4 buah koil dengan hambatan dan tegangan yang berbeda. Dari penelitian tersebut dapat dihasilkan data perbandingan putaran mesin (n), waktu konsumsi bahan bakar (t) rata-rata, Torsi (T), Daya efektif motor (Ne).

Pembahasan

Dari penelitian perbandingan antara koil racing dan koil standard dan juga perbandingan 4 buah koil yang berbeda hambatan dan tegangan didapatkan hasil sebagai berikut : 

Tabel 1. Rata-rata daya motor pada koil standard dan koil racing 
( Sumber : Jurnal )


No

Putaran Mesin
Rata-Rata Daya
Koil Strandard
Koil Racing
1.
1200 rpm
5,38 Hp
5,10 Hp
2.
1400 rpm
6,46 Hp
5,95 Hp
3.
1600 rpm
6,65 Hp
7,25 Hp
4.
1800 rpm
7,10 Hp
9,66 Hp
5.
2000 rpm
7,33 Hp
8,51 Hp
6.
2200 rpm
7,55 Hp
8,90 Hp
7.
2400 rpm
9,65 Hp
9,93 Hp
8.
2600 rpm
9,98 Hp
10,93 Hp
9.
2800 rpm
9,38 Hp
10,88 Hp
10.
3000 rpm
9,60 Hp
10,83 Hp
11.
3200 rpm
9,73 Hp
10,61 Hp
12.
3400 rpm
10,75 Hp
11,95 Hp
13.
3600 rpm
10,71 Hp
11,93 Hp
14.
3800 rpm
11,08 Hp
12,18 Hp
15.
4000 rpm
11,10 Hp
12,21 Hp

Berikut ini merupakan hasil perbandingan 4 buah koil. Koil 1 ( hambatan : 0,5 Ohm ; tegangan : 14.000 Volt ), koil 2 ( hambatan : 0,3 Ohm ; tegangan : 25.000 Volt ), koil 3 ( hambatan : 0,1 Ohm ; tegangan : 40.000 Volt ) dan koil 4 ( hambatan : 0,5 Ohm ; tegangan : 16.000 Volt ).

Tabel 2. Jumlah konsumsi bahan bakar terhadap keempat koil yang berbeda
( sumber : Jurnal )

Putaran
Mesin ( rpm)
Konsumsi Bahan Bakar ( kg/jam )
Koil 1
Koil 2
Koil 3
Koil 4
3000
1.046
1.019
1.007
1.039
4000
1.080
1.047
1.023
1.077
5000
1.114
1.077
1.047
1.109
6000
1.189
1.104
1.086
1.168
7000
1.234
1.163
1.138
1.211
8000
1.263
1.200
1.228
1.257
9000
1.321
1.276
1.263
1.301

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa pada pemakaian koil racing lebih unggul daripada koil standard, namun pada 1200 rpm dan 1400 rpm penggunaan koil standard lebih unggul daripada koil racing. Dengan hasil tersebut maka dilakukan kombinasi desain antara koil racing dan koil standard dimana koil dapat switch bertukar pemakaian dari koil standard ke koil racing begitu pula sebaliknya. 
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa koil 3 yang paling sedikit dalam pengonsumsian bahan bakar. Besarnya nilai hambatan berbanding terbalik dengan daya yang dihasilkan. Semakin banyak lilitan dan semakin besar luas penampangnya maka akan semakin besar pula spark ( loncatan bunga api ), semakin besar spark ( loncatan bunga api ) maka semakin besar pula ledakan dalam ruang bakar sehingga nilai konsumsi bahan bakar menjadi lebih sedikit.

Kombinasi desain yang dimaksud adalah menggabungkan 2 buah jenis koil yaitu tipe standar dan tipe racing. Produk ini akan bekerja dengan sistem switch perubahan penggunaan koil dari tipe standar ke racing atau sebaliknya. Diantara koil standar dan racing terdapat alat pemutus dan penyambung arus yang sudah terprogram dalam putaran mesin tertentu akan menggunakan koil standar dan selebihnya memakai koil racing. 

Hambatan yang digunakan adalah 0,1 Ohm dan juga jumlah lilitannya lebih bayak dibanding koil pada umumnya. Koil standard an koil racing serta alat pemutus dan penyambung arus tersebut disatukan lalu dilapisi pelindung dari bahan isolator agar arus listrik tidak langsung terpapar ke luar. 

METODOLOGI

Diagram Alir




Timeline

Tabel 3. Timeline

Kegiatan
Hari, Tanggal, Kegiatan
25
26
27
28
29
30
1
2
3
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Senin
Selasa
Pengumpulan Referensi









Analisis desain









Konsep Dasar









Desain









Evaluasi









 ( Sumber : Data Pribadi )

HASIL 

Kombinasi desain yang dimaksud adalah menggabungkan 2 buah jenis koil yaitu tipe standar dan tipe racing. Produk ini akan bekerja dengan sistem switch perubahan penggunaan koil dari tipe standar ke racing atau sebaliknya. Diantara koil standar dan racing terdapat alat pemutus dan penyambung arus yang sudah terprogram dalam putaran mesin tertentu akan menggunakan koil standar dan selebihnya memakai koil racing. 

Hambatan yang digunakan adalah 0,1 Ohm dan juga jumlah lilitannya lebih bayak dibanding koil pada umumnya. Koil standard an koil racing serta alat pemutus dan penyambung arus tersebut disatukan lalu dilapisi pelindung dari bahan isolator agar arus listrik tidak langsung terpapar ke luar. 

Gambar 2. Desain Produk
( Sumber : Data Pribadi )
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 
  1. Penggunaan koil racing menghasilkan tegangan dan percikan bunga api yang lebih besar dan menghasilkan suhu yang lebih tinggi.
  2. Pada penggunaan koil racing pemakaian bahan bakar akan lebih sedikit dibandingkan dengan koil standar.
  3. Pada penggunaan koil racing performa kerja motor lebih baik dibandingkan dengan koil standar.
  4. Kombinasi desain dilakukan untuk tetap mempertahankan daya terbesar yang yang dihasilkan agar dapat menghemat konsumsi bahan bakar.
Saran 

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan kepada pengguna kendaraan bermotor lebih baik memakai koil racing, karena pemakaian bahan bakar lebih sedikit dibandingkan dengan koil standar, dan menghasilkan tegangan yang lebih besar.

Postingan Populer