Berita Otomotif, Gaya Hidup Kolektor Mobil dan Motor Honda

Gaya Hidup Kolektor Mobil dan Motor Honda

 Gaya Hidup Kolektor Mobil dan Motor

Kesenangan akan mobil dan motor membuat Hendra Aristyo mengumpulkan koleksi uniknya, mobil dan motor Honda. Lo, bukankah mobil dan motor honda banyak diproduksi, lalu apa uniknya? E... jangan salah, lima mobil dan tiga motornya bukan koleksi sembarangan Honda. Karena yang dikumpulkan merupakan produksi lama yang kini kian antik.

Penggemar Soichiro Honda

Tipe mobil koleksinya ada TN360 (1969), Life360 (1974), S800 (1968), Prelude (1983) dan Estilo (1995). Sementara motor CB72 Silverhawk (1966), CL175 (1966) dan Dream 50 (1998).

Ia mengumpulkan produk Honda karena merupakan penggemar berat Soichiro Honda. Namun ia baru merealisasikan hobinya tahun 2000-an. "Saya memang senang dengan mobil dan sudah sejak lama ingin koleksi. Tapi baru pada pertengahan 2000-an saja memberanikan diri untuk terjun, mengumpulkan kendaraan unik", sebutnya.

Memang, masing-masing unit memang sudah dicat ulang. Pria asal dari Tulungagung, Jatim ini menyebutnya untuk peremajaan dan supaya enak dilihat. Kecuali Honda Estilo yang masih dibiarkan cat asli karena memang masih bagus.
Ia menginginkan seluruh kendaraan ini dibiarkan dalam keadaan standar. Sebab akan lebih bernilai jika dibiarkan demikian. Hanya saja tak bisa dihindari jika unit S800 sudah ganti mesin. "Mesin asli rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Sayng sakali." ungkap Pria ramah ini.

LATAR BELAKANG

Honda Life merupakan koleksi perdananya.
Ini disebabkan harga perolehannya cukup murah dibanding yang lain. Setelah melalui proses peremajaan, baru kemudian beralih memburu mobil lain.

Setelah Honda Life, ia langsung mengincar Honda S800. Mobil ini bermesin 800 cc, twincam, four barrel dengan blok mesin aluminium."Kalau ini memang sudah impian saja sejak dulu. Makin spesial karena ada tandatangan Jenson Button di dasbor,"aku pria yang menjabat sebagai Direktur di grup Honda Megatama ini.

Keunikan lainnya ketika mencari Honda TN360. Awal ketertarikannya justru setelah mainan Honda TN360. Bentukyang kecil dan lucu membuat Hendra menggebu untuk mencari.

Sempat gagal mendapatkan unit HondaTN, tak membuat dirinya putusasa. Justru dari kegagalan tersebutada berkah,yakni mendapat unit yang lebih tua.

Sedangkan kepemilikan Honda Prelude lebih disebabkan karena bentukyang sport. Serta teknologi yang diusungnya. Seperti sudah dengan transmisi otomatis dan juga adopsi 4WALB (four wheel Anti Lock Braking). Sama seperti ABS tapi beda nama.

Sementaraitu untuk motor-motor yang dipilih juga punya nilai tambahnya. Seperti CB72 Silverhawk,

ditimang karena merupakan motor yang sudah menggunakan rangka pipa bulatyang enteng. Padahal pada zamannya masih pelat kotak biasa.

Sedangkan, Dream50 lebih disebabkan bentuknya. Motor edisi terbatas ini menandakan 50 tahun Honda ikut di motorsport.

Jelajah 6 Ribu Kilometer Pakai Motor Listrik

Jelajah 6 Ribu Kilometer Pakai Motor Listrik
Ada ada saja cara merayakan perjalanan kehidupan. Seperti dilakukan Alain Compost asal Perancis yang akan merayakan 40 tahun tinggal di Indonesia.

Fotografer dan juga pembuat film dokumenter ini memilih untuk solo riding yang akan menempuh jarak 6.000 kilometer. Uniknya, turing Sumatera-Papua Barat ini akan menggunakan motor listrik, Zero Motorcycles OS (Dual Sport). Dalam perjalanan ini Alain akan napak tilas ke wilayah yang pernah dikunjungi.

Untuk menjalaninya, ia mendapat dukungan PT. Garansindo International Motor, agen pemegang merek (APM) Zero Motorcycles di Indonesia. Motor listrik yang akan dipakai, dirasa tak akan ada masalah. PT Garansindo International Motor akan mengirimkan mekanik ke beberapa titik untuk melakukan perbaikan dan perawatan, juga menyediakan sparepart sebagai antisipasi, Alain pun dilepas dari flagship showroom Zero Motorcycles di Kemang, Jaksel (29/7),

"Sepanjang perjalanan ini, saya meminta dukungan dari Pemerintah Daerah di setiap provinsi dan kabupaten, untuk kebutuhan perjalanan. Seperti izin pengambilan gambar dan video, tompat tinggal serta untuk melakukan pengisian ulanng battery Zero Motorcycles yang digunakan," jelas Alain.

Alain Compost memiliki kecintaan terhadap Indonesia. Beberapa kali ia turing dan menjumpai lahan hutan gundul tanpa upaya penanaman kembali sampai akhirnya berganti dengan pohon-pohon milik swasta.

Tak hanya itu, Alain juga kerap menjumpai jerat yang dipakai untuk berburu binatang. Sehingga setiap binatang yang lewat tak akan bisa lepas.

Hasil perjalanan selama 6.000 kilometer ini akan didokumentasikan, baik berupa foto, buku, film dan
juga bentuk media lainnya.

MENGEMUDI PROFESIONAL ADA SEKOLAHNYA LHO

MENGEMUDI PROFESIONAL ADA SEKOLAHNYA LHO

Di tangan H Eddy Wanili Hardjadinata dan R Henni Suwaenda, Ford keluaran 1940 dalam kondisi mogok bisa menjadi tonggak sejarah. Suami-istri ini membuka Lembaga PendidikanTeknik(LPT) Eka Djaja 57 tahun silam dengan alat peraga mobil tersebut. Sempat bisa dihidupkan, namun karena kesulitan mencari onderdil, Ford tersebut lebih banyak mogoknya.

Usaha Eka Djaja yang berubah nama menjadi Eka Jaya, sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang disempurnakan, mulai berdiri 1959. Baru mulai membesar setelah ditangani oleh Berry Herlambang, anak ke-5 dari 6 bersaudara.

Sempat berguru dan bekerja di Jepang, kemudian kembali ke Indonesia, Berry mengembangkan usaha yang dirintis orang tuanya tersebut. Di cabang dengan raport palingjelek, Berry justru bisa membuat lembaga tersebut bangkit. Padahal gedung yang dipakai sempat akan dilelang bank.

Kerja keras dan cerdas akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 2000, Berry membeli Eka Jaya dari sang ayah. Sejak itu diganti nama menjadi Eka Jaya Berrindo (EJB). Sejak inilah, berbagai perbaikan terus dilakukan.

Kini misi EJB bukan lagi memajukan internal lembaga, tapi lebih luas lagi.Yakniturut mensukseskan Gerakan Indonesia Kompeten Khusus pada bidang mengemudi mobil. EJB kerap ditunjuk oleh Kemendikbud Rl Direktorat Kursus dan Pelatihan sebagai mitra
dan perpanjangan tangan.

Penunjukan tersebut untuk menggelaracara kursus dan uji kompetensi mengemudi. Meski tak dilaksanakan di Jakarta, namun tarafnya tetap nasional dan menjadi tolok ukur. Contohnya, pada 2012 menggelar pelatihan mengemudi dengan hati yang diikuti 120 pengemudi angkutan umum. Paling terbaru, 28 Mei 2016 lalu, melaksanakan uji kompetensi pengemudi untuk 500 pengemudi taksi di Kemendikbud, Jakarta.

Sempat juga dikunjungi oleh beberapa pejabat dari Korps Lalu Lintas (korlantas) Mabes Polri, tim ini bermaksud membenahi diklat. mengemudi di Indonesia. EJB turut dipilih, karena dianggaptumbuh dari masyarakatyang konsisten dalam pelayanan mutu dan kurikulumnya.

Berbeda lagi yang kemudian digeluti oleh Eddy Wanili. Dirinya justru membentuk Indonesia Profesional Driver Academy (IPDA).
Lembaga ini melatih pengemudi lanjutan (pengemudi angkutan umum dan perkantoran), para instruktur mengemudi serta pengelola kursus mengemudi seluruh Indonesia.

"Semua ini bertujuan, agar pengemudi tidak hanya menguasai skill dan knowledge mengemudi, tetapi juga attitude. Mampu berkendara dengan e;i'<a atau mengemudi dengan hati. Itu makna dan definisi kompeten,"kata Berry Herlambang.

Mengemudi, bukein hanya bisa menjalankan mobil, tapi juga harus tanggungjawab, attitude dan seluruh aturannya.
Otomotif

Postingan Populer